Home

Sabtu, 29 Mei 2010

Belajar Menjawab Dengan LJK Sederhana


Untuk lebih melatih siswa menjawab lembar jawaban komputer (LJK) nanti saat menghadapi Ujian Nasional, perlu sejak dini diajarkan untuk menjawab soal dengan bentuk seperti LJK. Berikut hasil kreasi sederhana lembar jawaban komputer dengan menggunakan Microsoft Excel, seperti gambar berikut :

Jika mau filenya silakan DOWNLOAD DISINI

Kamis, 27 Mei 2010

Menghemat Kertas, Soal Ulangan Dengan Sistem Kolom

Jika anda seorang panitia ujian semester/ulangan umum, kerap kali membuat soal dengan sistem satu kolom memanjang dan biasanya memerlukan jumlah kertas yang banyak. Halini biasanya nanti akan berdampak biaya-nya juga akan semakin membengkak. Namun sejak tahun 2004 sekolah kami membuat soal dalam bentuk dua kolom seperti gambar berikut :

Terbukti bisa menghemat kertas sampai 50%. Biasanya dengan satu kolom memanjang perlu sampai 5-6 halaman, sedang dengan memakai 2 kolom maksimal paling banyak memakai kertas 2 lembar.

Cara manualnya dengan menggunakan MIcrosoft Word :
Buat dulu kepala (header ) jenis ujian, mata pelajaran,kelas dan waktu, lalu petunjuk singkat pengisian jawaban soal. Lalu ketiklah soal, silakan mau edit duluan atau editnya belakangan. Setelah itu letakkan kursor di nomor pertama soal, pilih page layout, lalu kolom, pilih apply to this point forward, pilih 2 kolom dan ok. Pemilihan this point forward agar soal menjadi dua kolom tidak termasuk kepala (header) soal ulangan.

Mudahan bermanfaat

Model Pembelajaran Cooperatif Script

Salah satu model pembelajaran yang pernah saya gunakan adalah cooperatif script, yaitu metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini cocok untuk materi pembelajaran yang terbagi dalam beberapa bagian, hingga mudah bagi kita membagi materi kepada siswa.

Untuk mempermudah dan menyingkat waktu bagi siswa dengan teman sebangkunya saja, karena salah satu kelemahan model-model pembelajaran adalah penerapan panggunaan waktu. kadang waktu terbuang habis hanya untuk menyusun bangku buat diskusi saja.

Saya sering memodifikasi model ini dengan cara siswa yang satu secara lisan mengikhtisarkan materi kepada teman sebangkunya sambil membisikkannya, secara bergantian. Selain di tambah dengan permainan seperti word square atau aksara bermakna untuk penilaian proses belajar. Kapan-kapan saya posting tentang permainan dalam pembelajaran ini. Insya Allah.

Model ini saya terapkan ketika penilaian dalam PLPG Sertifikasi guru tahun 2009, dan hasilnya menurut dosen pembimbing cukup lumayan. :) yah.. hasilnya cukup lumayan.

Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : (a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan guru
7. Penutup

Selasa, 25 Mei 2010

Cara Mengajar Guru Masih Membosankan


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Metode pengajaran guru di SMA Yogyakarta masih cenderung membosankan. Sebagian besar guru mengajar dengan gaya berceramah dan minim memanfaatkan media pembelajaran.

Proses pembelajaran yang kurang menarik membuat daya serap siswa pada pelajaran tidak optimal. Hasil penelitian ”Potret Profesionalitas Guru Kota Yogyakarta dalam Kegiatan Belajar-Mengajar” yang dilakukan Jaringan Penelitian Pendidikan Kota Yogyakarta (JP2KY) awal tahun 2010 menunjukkan, 75 persen guru peserta penelitian belum menggunakan media pembelajaran dalam mengajar.

”Benda-benda yang ada di kelas saja belum banyak dimanfaatkan untuk alat bantu mengajar, apalagi menyiapkan media pembelajaran dari rumah,” tutur Ujang Fahmi, peneliti JP2KY di Yogyakarta, Senin (24/5/2010).

Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Samiyo menduga, lemahnya metode pengajaran guru salah satunya disebabkan tingginya beban administrasi dan mengajar pada guru.

Sumber Berita : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/25/11123511/Ah..Pengajaran.Guru.Masih.Membosankan.